Motto Produksi

Motto Produksi

DIRGAHAYU MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA KE - 79

DIRGAHAYU MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA KE - 79

Menjadi rumah sakit unggulan bertaraf Internasional dalam pelayanan untuk mencapai kepuasan pelanggan

1. Menjangkau dan melayani pelanggan secara profesional, dengan niat berkhidmah atas dasar keimanan dan moral

2. Menyediakan Sumber Daya Manusia yang Berkompeten dengan Mengutamakan Mutu & Keselamatan Pasien

3. Berinovasi untuk menciptakan produk unggulan yang kompetitif

4. Menyediakan prasarana dan sarana yang berkualitas dengan dukungan teknologi dan digitalisasi

Peduli Pelayanan Kesehatan Berkualitas

Khidmah – Profesional – Inovatif – Teamwork

Proses Produksi Mesin Bubut

Proses Bisnis Produksi Rokok

Indigofera telah lama diteliti sebagai bahan konsentrat hijau untuk pakan ternak dengan pertimbangan protein kasarnya yang bisa mencapai 26–31%. Alhasil, banyak penelitian yang dilakukan untuk menganalisa potensi indigofera menjadi sumber protein alternatif untuk pakan unggas.

Ahli Pakan Ternak, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (Fapet IPB) Luky Abdullah mengatakan,umumnya legum ini sebagai menu utama pakan ruminansia yang bisa mencapai 70% dari total ransum. “Selain kandungan nutrisinya, indigofera mudah dibudidayakan dengan potensi reproduksi tinggi. Dan salah satu jenis yang prospektif dan telah banyak dikembangkan adalah Indigofera zollingeriana,” ujarnya kepada TROBOS Livestock.

Luky pun berani menyatakan, indigofera dapat menjadi sumber protein alternatif untuk unggas yakni layer (ayam petelur). “Indigofera telah terbukti dapat meningkatkan produksi dan kualitas telur ayam. Kualitas yang ditingkatkan diantaranya berupa warna, kandungan ß-karoten, serta vitamin A pada kuning telur,” ungkapnya.

Potensi indigofera mensubstitusi sumber protein untuk layer ini telah dibuktikan berdasarkan hasil penelitian mahasiswa S3 Rizki Palupi. Bagian dari indigofera yang dimanfaatkan untuk pakan unggas adalah pucuknya, berupa 5 helai daun teratas. “Pengambilan pucuk daun itu karena setelah dianalisa mengandung laktosa dan serat kasar rendah sehingga memenuhi syarat untuk pakan unggas,” ungkap Dosen Ilmu Nutrisi Unggas Fapet IPB Sumiati.

Jika dibandingkan dengan bahan pakan lain seperti dedak, serat kasar pucuk indigofera lebih rendah. “Serat kasar hanya 8,49% dan proteinnya cukup tinggi sekitar 28,98%. Energi metabolismenya juga cukup tinggi sekitar 2.721 kg kalori/kg, malah lebih tinggi dari bungkil kedelai,” tambah Sumiati.

Tingginya potensi kandungan protein indigofera ini, berpotensi mensubstitusi bahan baku pakan sumber protein yang saat ini masih sulit didapat contohnya bungkil kedelai. Untuk itulah, perlakuan percobaan pun dilakukan dengan mempertimbangkan hal tersebut. “Sebagai bahan pakan sumber protein untuk substitusi sebagian protein bungkil kedelai dalam ransum unggas pemberian indigofera ini diolah dalam bentuk tepung dan dicampur dalam ransum pakan,” terang Sumiati.

Ia menjelaskan, indigofera dalam bentuk tepung dengan alasan ransum ayam umumnya sudah dalam bentuk tepung. “Kalau bentuknya tidak sama dengan pakan lain yang diujicoba, ayam akan memilih. Selain itu, pakan kadar airnya harus kurang dari 14%,” tutur Sumiati.

Penelitian yang dilakukan pada 2014 lalu ini melalui 4 perlakuan, yakni ransum pakan kontrol tanpa diberikan indigofera, serta ransum pakan yang mengandung 5%, 10%, dan 15% tepung pucuk indigofera (TPI). Penjelasannya, perlakuan R0 berupa ransum kontrol tanpa pemakaian TPI; perlakuan R1 untuk substitusi 15% protein bungkil kedelai dengan protein TPI dalam ransum yang setara dengan 5,2 % TPI; perlakuan R2 untuk substitusi 30% protein bungkil kedelai dengan protein TPI dalam ransum, setara dengan 10,4 % TPI; serta perlakuan R3 untuk substitusi 45% protein bungkil kedelai dengan protein TPI dalam ransum setara dengan 15,6 % TPI. “Percobaan dilakukan pada 150 ekor layer masa produksi dikandang open house Fapet IPB sesuai dengan kondisi peternak layer kita yang masih banyak open house,” terangnya.

Produksi Telur Tinggi

Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan produksi telur bisa mencapai 92,65 %. Dibandingkan kontrol, produktivitas layer ini bisa meningkat hingga 10% sehingga bisa menarik peluang pasar. “Bagi pasar, terutama industri, peningkatan produksi tentu menjadi hal yang signifikan,” tuturnya.

Yang menarik dari hasil penelitian ini, lanjut Sumiati adalah warna kuning telur yang berbeda jauh antara layer yang diberi pakan kontrol dengan yang diberi campuran TPI. “Jika skor kontrol hanya 8,5; skor TPI bisa mencapai 13,25–15,26. Sedangkan rata-rata skor di pasaran saat ini berkisar 8,” ujarnya.

Selengkapnya baca di majalah TROBOS Livestock Edisi 186 / Maret 2015

Ciri-ciri Sistem Produksi

Seperti yang kita ketahui bahwa sistem produksi terdiri dari komponen, tujuan, aktivitas, dan mekanisme yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Selain itu, sebagai pengusaha kita juga perlu memiliki pemahaman yang baik mengenai ciri-cirinya agar tidak salah dalam menentukan strategi dalam proses manufaktur. Berikut merupakan beberapa ciri-ciri sistem produksi menurut Dr. Vincent Gaspers:

Pengertian Sistem Produksi

Maksud dari Sistem Produksi adalah sebuah susunan kegiatan atau elemen perusahaan yang saling terhubung untuk mencapai tujuan dari sebuah bisnis. Sistem produksi, atau biasa disebut sistem pabrik di dalam industri manufaktur, adalah sebuah sistem integral yang terdiri dari komponen struktural dan fungsional.

Komponen fungsional terdiri dari perencanaan produksi, pengawasan, pengendalian dan berbagai hal lainnya yang berhubungan dengan manajemen perusahaan. Sementara komponen struktural terdiri dari tenaga kerja, mesin pabrik, bahan-bahan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Dispatching atau perintah untuk memulai produksi

Dispatching atau perintah untuk memulai produksi merupakan suatu kegiatan untuk menentukan dan menetapkan suatu proses pemberian perintah untuk memulai produksi setelah jadwal produksi Anda tetapkan.

Dalam proses ini, akan tercantum secara jelas mengenai hasil dari tahapan-tahapan sebelumnya. Mulai dari bahan baku, alur produksi, hingga waktu produksi. Jika tahapan ini dapat berjalan dengan baik, maka proses memproduksi suatu barang juga pasti akan berjalan dengan baik.

Sekarang Anda telah mengetahui barbagai tahapan proses produksi, tapi tahukah Anda apabila tahapan tersebut dapat diselesaikan dengan udah jika menggunakan software manufaktur. Maka dari itu segera dapatkan software manufaktur dengan meng-klik banner di bawah ini dengan mengetahui besaran harga untuk menerapkannya pada perusahaan Anda.

Scheduling atau penjadwalan

Scheduling atau penjadwalan produksi merupakan kegiatan dalam menetapkan kapan proses produksi harus Anda lakukan setelah menetapkan alur. Dalam pelaksanaannya, penjadwalan mempertimbangkan jam kerja pekerja dan lama dari setiap alur produksi.

Dalam praktiknya, dalam tahapan ini terdapat jadwal utama (master schedule) yang kemudian akan terbagi atau terpecah menjadi beberapa jadwal yang lebih terperinci.

Tahapan-tahapan Proses Produksi

Secara umum, production process dapat dibagi menjadi empat tahapan produksi, yaitu sebagai berikut:

Berdasarkan tujuan operasionalnya

Jenis sistem produksi yang kedua yakni berdasarkan tujuan dari produksi itu sendiri. Tipe yang kedua ini memiliki empat macam cara untuk menjalankannya:

Dapat mem-backup data

Fitur backup data juga adalah salah satu faktor penting lain sebelum menentukan pilihan software manufaktur terbaik untuk bisnis Anda. Sistem manufaktur perlu memiliki fitur backup data, karena ketika terjadi suatu insiden dan menyebabkan hilangnya data perusahaan, seperti adanya bug atau kesalahan dalam sistem, data masih bisa perusahaan akses kembali.

Fitur backup data ini tidak hanya berguna ketika sistem mengalami masalah, namun juga akan membantu Anda mengakses data-data lama yang mungkin Anda butuhkan selama proses manufacturing atau produksi.

Berdasarkan proses menghasilkan output

Tipe yang pertama adalah berdasarkan proses menghasilkan sesuatu, seperti menghasilkan sebuah produk dalam industri manufaktur. Jenis yang pertama ini terbagi lagi dalam dua bagian berdasarkan waktu prosesnya.

Tidak hanya itu, proses ini tentunya akan mempermudah perusahaan untuk memasarkan produk mereka yang memiliki demand atau permintaan pasar yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk-produk lainnya.

Oleh karena itu, peralatan produksi tersebut juga tersusun secara fleksibel. Intermittent proses ini sangat berguna bagi perusahaan yang memiliki produk yang berfungsi pada musim-musim tertentu seperti perusahaan produksi jaket musim dingin.

Komponen Sistem Produksi

Pada Dasarnya, sistem produksi terdiri atas beberapa komponen yang sering disebut dengan 5M1E. Hal tersebut terdiri atas komponen berupa machine, material, man, method, money, dan energy. Atau, apabila diterjemahkan ke bahasa Indonesia akan menjadi peralatan atau mesin, bahan baku, manusia atau tenaga kerja, metode, modal, serta energi.

Setiap elemen yang terdapat dalam komponen tersebut mengalami suatu proses perusahaan nilai tambah. Hal ini tentunya bertujuan untuk menghaslkan sutu produk atau jasa yang merupakan tujuan akhir dari perjalanan sistem ini. Yang akhirnya, perusahaan dapat memperoleh mekanisme untuk mempu mengendalikan seluruh kegiatan operasinya dengan baik.